PENTINGNYA KURIKULUM BAGI SATUAN PENDIDIKAN

Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas matakuliah Pengembangan Kurikulum

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Ahmad Khoiruddin

 

 

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012

 

BAB I: PENDAHULUAN.

Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci untuk menentukan kualitas lulusan adalah kurikulum pendidikannya. Karena pentingnya maka setiap kurun waktu tertentu kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Kementrian Pendidikan Nasional juga secara teratur melakukan evaluasi terhadap peraturan yang berkait dengan kurikulum. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi, pengetahuan dan metode belajar semakin lama semakin maju pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Begitu pun pola pembiayaan pendidikan serta kondisi sosial, termasuk perubahan pada tuntutan profesi serta kebutuhan dan keinginan pelanggan. Semua itu ikut memberikan dorongan bagi penyelenggara pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi, dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan.

Pada beberapa tahun belakangan ini, kita sering mendengar dan membaca tentang KTSP. KTSP adalah singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari beberapa kurikulum yang telah diterapkan sebelumnya. Kurikulum ini menitikberatkan pada kemampuan sebuah badan pendidikan untuk mampu mengelola badan tersebut secara mandiri dan sesuai dengan kepentingan yang berlaku di sekitar badan tersebut. Kurikulum ini sangat penting untuk diterapkan secara menyeluruh, agar sebuah badan pendidikan mampu menghasilkan produk pendidikan yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Adapun tujuan penulisan yang mmenjadi tujuan dari ppenulisan makalah ini, antara lain:

  1. Untuk memberikan sumbangsih pemikiran bagi setiap praktisi pendidikan bahwa kurikulum sangat dibutuhkan dalam pencapaian tugas pendidikan.
  2. Untuk memberikan pemahaman akan pentingnya kurikulum untuk menyusun kurikulum bagi para guru-guru.

Rumusan makalah

1. Apa defenisi dari Kurikulum?

2. Apa defenisi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?

3. Apa manfaat penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?

 

 

 

Bab II: Pembahasan

  1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis kurikulum bersifat dari kata curere yang berarti lari cepat,tergesa-gesa. Currere dikata bendakan menjadi kurrikulum berarti perjalanan, peredaran, dan gerakan berkeliling lamanya. Pengertian umumnya kurikulum adalah suatu alat atau jembatan untuk mencapai tujuan .secara tradisional. Menurut William.B.Ragan mengemukakan bahwa “a Tradionally, the curriculum has meant the subject taught in school, or course of study”.[1]

Selanjutnya, dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum itu ”…to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers”. Kemudian, defenisi ini dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school”.

Sementara itu, Purwadi (2003) memilah defenisi kurikulum itu menjadi enam
bagian :

1. kurikulum sebagai ide;

2. kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum;

3. kurikulum menurut persepsi pengajar;

4. kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas;

5. kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik;

6. kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.

Selanjutnya, di dalam pandangan kebijakan Pendidikan Nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

  1. Definisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.[2]

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar isi, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

  1. Fungsi Kurikulum

Alexander Inglis dalam bukunya Principle of Secondary Education (1918) menyatakan bahwa fungsi kurikulum adalah :

  1. Fungsi penyesuaian: individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harusmampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Oleh karenalingkungannya sendiri senantiasa berubah, bersifat dinamis, maka individu pun harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara dinamis pula, dan ini sesauai kondisi perorangan.
  2. fungsi integrasi: kurikulum berfungsi mendidik pribadi yang terintigrasi. Oleh karena individu itu sendiri merupakan bagi integral dari masyarakat.
  3. fungsi deferensiasi: kurikulum perlu memberikan layanan terhadap perbedaan perorangan dalam masyarakat, dan hal ini dapat membuat orang berpikir kritis dan kreatif.dan ini mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
  4. fungsi persiapan: kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, apakah melanjutkankesekolah yang lebih tinggi atau persiapan untuk belajar didalam masyarakat seanadainya dia tidak mungkin melanjutkan.
  5. Fungsi pemilihan: anatara keperbedaan dengan pemilihan adalah dua hal yang erat sekali hubungannya. Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikannya kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkannya dan menarik minatnya. Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokrasi. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut maka kurikulum perlu disusun secaraluas berarti fleksibel atau luwes.
  6. Fungsi diagnostik: salah satu segi pelayanan pendidikan ialah membantu mengarahkan para siswa agar mereka mampu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Ini dapat dilakukan apabila mereka dapat menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya melalui eksplorasi dan pronosa, sehingga selanjutnya dia sendiri yang memperbaiki kelemahan itu dan mengembangkan sendiri kekuatanyang ada.[3]

Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh kurikulum secara keseluruhan.Fungsi-fungsi itu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan para siswa sejalan dengan arah dari filsafat pendidikan dari tujuan pendidikan yang diharapkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan.

  1. Manfaat penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Manfaat Kurikulum Dalam Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Sekolah. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. KTSPmemberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah setempatKTSP memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah dan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan. Pola kurikulum baru pada KTSP adalah memberi kebebasan kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri, KTSP ini memberi peluang pada sekolah-sekolah plus untuk lebih mengambangkan variasi kurikulum yang ditetapkan pemerintah.[4]

Dengan adanya KTSP maka sekolah bisa lebih bebas untuk menentukan kurikulumnya yang sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut. Dalam KTSP kebijakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta sistem evaluasinya didesentralisasikan ke sekolah dan satuan pendidikan, sehingga pengembangan kurikulum diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel.

KTSP memungkinkan sekolah menitik beratkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswa, sebagai contoh sekolah yang berada di kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran dibidang kepariwisataan lainya, disini guru harus melibatkan peserta didik untuk mengenal, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar. Dalam bukunya E. Mulyasa menyatakan bahwa ” tujuan identifikasi kebutuhan adalah untuk melibatkan dan memotivikasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh merek ebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya.” Sehingga apabila murid sudah mengetahui kebutuhan belajarnya, maka suasana belajarnya akan lebih aktif serta mereka akan merasa lebih nyaman.[5]

Keunggulan KTSP, di antaranya adalah memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah untuk membuat kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan keadaan siswa, keadaan sekolah, dan keadaan lingkungan. Sekolah bersama dengan komite sekolah dapat bersama-sama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi lingkungan sekolah. Sekolah dapat bermitra dengan stakeholder pendidikan, misalnya, dunia industri, kerajinan, pariwisata, petani, nelayan, organisasi profesi, dan sebagainya agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Melalui KTSP kiranya perbedaan guru dengan dosen mulai dikurangi sedikit demi sedikit. Satu hal yang mulai ada kesamaan adalah tentang keleluasaan dalam menyusun kurikulum, guru dan dosen sama-sama memiliki otonomi. Dengan adanya otonomi guru, kreativitas guru akan muncul karena guru dapat menjadi konseptor-konseptor yang siap melahirkan berbagai pemikiran yang berkaitan dengan kurikulum dan kemajuan siswa.

 

 

 

 

 

 

BAB III PENUTUPAN

KESIMPULAN

Dengan makalah ini, penulis memberi kesimpulan bahwa pentingnya kurikulum dalamsuatu pendidkan itu dangat penting karena dengan adanya kurikulum dalam pendidikan tujuan yang akan dicapai dalam pendidikan akan terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, karena peranan kurikulum itu mencangkup seluruh kegiatan dalam pendidikan baik dalam proses pembelajaran mapupub seluruh program pendidikan. Kurikulum membantu untuk dapat mengetahui persoalan yang ada dalam pendidikan.

Dengan adanya tujuan pendidikan dapat dijabarkan dari tujuan tertinggi yaitu tujuan yang akan dicapai yang disebut tujuan pendidikan nasional. Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban perananyang sangat penting bagi pendidikan para siswa. Fungsi-fungsi itu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan para siswa.Dalam rangka menunjang implementasikan kurikulum berbasis kompetensi, maka diharapkan sekolah (kepala sekolah dan guru) dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses belajar mengajar di kelas.

 

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Sanjaya. 2006.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan, Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2006).

http://ajisaka.sosblog.com/Ajis-b1/PRINSIP-DASAR-PENGEMBANGAN-KTSP-b1-p21.htm diunduh pada tanggal 2 april 2012 pada pukul 18.00 WIB

http://www.scribd.com/doc/49829486/2-PENGEMBANGAN-DAN-IMPLEMENTASI-KTSP diunduh pada tanggal 2 april 2012 pada pukul 18.00 WIB


[1] Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2006).

[2] Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan, Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

[3] http://www.scribd.com/doc/49829486/2-PENGEMBANGAN-DAN-IMPLEMENTASI-KTSP diunduh pada tanggal 2 april 2012 pada pukul 18.00 WIB

[4] Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007).

[5] http://ajisaka.sosblog.com/Ajis-b1/PRINSIP-DASAR-PENGEMBANGAN-KTSP-b1-p21.htm diunduh pada tanggal 2 april 2012 pada pukul 18.00 WIB